"Jika anak terlihat sangat lemah ketika menderita gejala penyakit, orangtua jangan berpikir dua kali untuk memanggil dokter atau membawanya ke UGD rumah sakit," ungkap Barton Schmitt, MD, seorang dokter anak pada Call Center Rumah Sakit Anak Aurora, Colorado. Namun, kadang kita kurang memahami tanda anak mengalami gangguan kesehatan yang serius. Schmitt mengingatkan para orangtua untuk mempercayai nalurinya ketika hendak membawa anak ke rumah sakit maupun dokter anak.
"Orangtua sering kali merasa khawatir akan ditertawakan bila sedikit-sedikit membawa anak ke rumah sakit. Ia juga takut upaya membawa anak ke dokter sia-sia karena ternyata anak tak mengalami keluhan berat," ungkapnya.
Maka, ia mengutarakan, orangtua sebaiknya memahami beberapa tanda yang mengindikasikan anak harus segera dibawa ke dokter. Apa saja?
1. Demam Tinggi dan Lama
Sebuah studi terbaru di jurnal Pediatrics menemukan, satu dari empat orangtua memberi anaknya obat demam ketika suhu badan anak kurang dari 37,7 derajat Celsius. Kendati, dokter biasanya menyarankan pengobatan dilakukan ketika suhu mencapai 38,4 C ke atas.
Kebanyakan demam pada anak memang tidak mengindikasikan kondisi darurat medis, namun beberapa kondisi harus dicermati. Nah, bagaimana mengetahui demam anak masuk pada tahap berbahaya?
Anak-anak berusia 2 tahun ke atas yang menderita demam di atas 40 derajat Celsius selama 4 hari, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Sedangkan anak berusia di bawah 2 tahun yang menderita demam tinggi, kendati belum mencapai 48 jam, tetap harus segera diobservasi dokter.
2. Sakit Kepala Hebat
Menghadapi anak yang mengeluh sakit kepala, sebaiknya jangan disepelekan. Langkah pertama, minta anak tak masuk sekolah agar mendapat cukup tidur.
Biasanya, sakit kepala ringan akan hilang setelah anak beristirahat dan meminum obat yang dijual bebas. Namun jika sakit kepala anak bertahan selama beberapa jam, tak mempan dengan obat, apalagi hingga ia tak bisa makan, main, bahkan menonton acara televisi favoritnya, maka ini tanda Anda harus segera hubungi dokter anak.
Pasalnya, sakit kepala yang membuat anak hingga tak bisa beraktivitas, bisa menandakan gejala serius.
Sakit kepala memang seringkali disebabkan otot-otot di kulit kepala yang tegang. Pada tahap yang lebih berat, bisa hingga memengaruhi otak. Sakit kepala juga dapat diiringi gejala neurologis seperti kebingungan, penglihatan kabur, dan kesulitan berjalan. Bila sudah demikian, tak ada alasan Anda menunggu sakit kepala hilang dengan sendirinya. Anda wajib membawanya ke dokter.
Begitu pula sakit kepala yang disertai demam, pusing, muntah, dan leher kaku. Gejala ini dapat mengindikasikan penyakit atau infeksi serius yang memerlukan tindakan medis darurat.
Sakit kepala yang terlalu sering juga perlu diwaspadai dan dilaporkan pada dokter anak yang biasa menanganinya.
3. Ruam Kemerahan yang Meluas
Ruam yang diderita anak pada lengan atau kaki pada umumnya tidak berbahaya. Begitu pula ketika ruamnya berwarna putih ketika disentuh dan kembali berwarna merah saat sentuhan dilepaskan. Gejala yang demikian biasanya tak perlu dikhawatirkan karena termasuk pada jenis alergi atau infeksi virus ringan.
Namun jika ruam kemerahan terjadi di seluruh tubuh, bintik-bintik terlihat berwarna merah keunguan, dan tidak berubah putih ketika ditekan, maka dapat diindikasikan sebagai sepsis atau meningitis. Periksakan pada dokter untuk memastikan.
Ruam juga dikatakan berbahaya dan harus segera ditangani dokter jika kehadiran bintik merah diiringi batuk keras dan muntah, atau disertai gatal-gatal dan pembengkakan pada bibir. Pasalnya, pembengkakan bisa meluas dan mengganggu pernapasan anak dalam waktu singkat.
4. Sakit Perut
Saat anak sakit perut, apa tandanya ia harus dibawa ke dokter? Ketika anak mengalami gejala keracunan makanan atau gastroentreritis (biasa disebut flu perut), orangtua perlu memantau seberapa sering anak muntah dan diare.
Muntah dan diare ini dapat menyebabkan dehidrasi. Sebaiknya tetap berikan cairan elektrolit setelah anak muntah untuk menghidrasi ulang tubuhnya. Jika kondisi memburuk, segera bawa ke dokter.
Tapi jika anak muntah 3 kali di sore hari atau 8 kali diare dalam 8 jam, terlebih disertai muntah dan diare yang membuat anak lemas, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kadang-kadang ini juga memerlukan perawatan darurat. Ingat, risiko anak yang mengalami dehidrasi lebih besar ketimbang orang dewasa.
5. Kaku Leher
Leher kaku memang bisa disebabkan oleh posisi tidur yang salah atau radang amandel. Tapi, kondisi ini juga dapat merupakan gejala meningitis, kendati perlu observasi dokter untuk memastikannya. Ketika anak terlihat berdiri kaku tanpa bisa menengok ke kanan dan kiri, itu menandakan terjadi sesuatu pada anak yang lebih dari sekadar nyeri otot.
Meningitis kerap menimbulkan gejala leher kaku diikuti dengan demam, sensitif cahaya, dan sakit kepala. Jika itu yang terjadi pada anak, sebaiknya bawa anak ke dokter untuk memastikan kondisi.
Foto: huffingtonpost