Entah karena kebiasaan atau sudah menjadi bagian dari tradisi, orangtua di Indonesia kerap mengharuskan anak menyantap telur setiap pagi saat sarapan. Apakah kebiasaan ini memberi manfaat baik untuk kesehatan?. Anak balita membutuhkan kebutuhan kalori yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya; di usia antara 2-3 tahun dibutuhkan 1000 – 1400 kalori setiap hari sebagai energi dan nutrisi untuk bermain, belajar, dan bereksplorasi. Sebutir telur rebus, hanya memberi asupan nutrisi sebanyak 77 kalori. Memberi anak telur setiap hari, tentunya bersama makanan lainnya seperti biji-bijian, susu, protein hewani lain, buah-buahan, serta sayuran, secara umum tidak akan menimbulkan masalah kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dr Richard E. Allen menjelaskan dalam terbitan "American Family Physician" bahwa balita harus mendapatkan 30 persen dari kalori harian mereka melalui lemak, dan menyarankan menu telur sebagai bagian dari diet yang sehat untuk anak-anak antara usia 18 bulan dan 4 tahun.
Telur memang merupakan sumber protein yang baik dan juga sumber vitamin B-12. Kandungan asam aminonya tinggi, juga mengandung beragam vitamin dan mineral esensial, seperti vitamin A (penting bagi kesehatan mata, tulang, dan gigi), vitamin D (juga penting bagi kesehatan tulang dan gigi), Kolin (penting untuk perkembangan otak dan jantung), dan selenium (penting untuk fungsi tiroid). Keistimewaan lain dari telur adalah teksturnya yang lembut, sehingga mudah dikunyah dan ditelan.
Namun yang perlu diperhatikan adalah makan telur terlalu banyak pun kurang baik untuk kesehatan (juga berlaku bagi makanan lain). Lebih baik mengonsumsi aneka makanan karena memiliki kombinasi nutrisi yang berbeda-beda. Biasakan untuk membentuk pola makan yang baik untuk si Kecil sejak dini, untuk membantunya belajar menyukai makanan yang berbeda dan mengurangi risiko kesehatan di masa depan.