Ternyata, itu cuma mitos!
Secara medis, usus buntu terjadi karena ada peradangan dalam usus yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi usus tersebut, jadi bukan lantaran ada biji yang masuk ke dalam usus buntu. Ketika mengonsumsi jambu biji, maka biji-bijinya yang halus akan keluar bersama tinja. Jadi, tidak tertahan di usus, kemudian menyebabkan gangguan usus buntu. Jambu biji (Psidium guajava L) kaya akan vitamin C dan memiliki banyak manfaat, di antaranya: mencegah diare, sembelit, juga mengatasi flu dan batuk pada anak.
Berikut 3 mitos lain tentang buah
1. Salak memicu sembelit
Salak tidak menyebabkan sembelit. Munculnya mitos bahwa salak menyebabkan sembelit karena cara makan yang salah. Kesalahannya adalah ketika mengonsumsi buah salak, kebanyakan orang mengupas kulit ari yang melapisi daging buahnya. Kulit ari yang tipis dan berwarna bening ini sesungguhnya kaya serat.
Jika bagian tersebut dikupas, maka buah salak akan berkurang seratnya, anak pun jadi sembelit atau sulit buang air besar, dalam dunia kedokteran disebut juga dengan konstipasi. Dikatakan sembelit apabila buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu dan disertai dengan konsistensi tinja/feses yang keras.
Penyebab konstipasi antara lain, minum yang kurang (orang normal minum 2—3 liter/hari), kurang makan sayur-sayuran dan buah-buahan, dan aktivitas fisik yang kurang. Jadi, salak yang memiliki nama ilmiah Salacca zalaccaini, sesungguhnya bermanfaat besar buat tubuh.
Penelitian membuktikan, selain kaya beta karoten dan vitamin C, mengonsumsi salak dengan kulit arinya juga bisa menjadi sumber serat yang baik untuk pencernaan. Kandungan serat yang tinggi di kulit ari salak bisa memperlancar kerja usus.
2. Makan jeruk sebabkan bayi kuning
Boleh jadi karena warnanya yang kuning, maka muncullah mitos ini. Padahal, kuning atau jaundice, istilah medisnya, adalah kondisi normal yang dialami bayi baru lahir. Penyebabnya, fungsi hati bayi baru lahir yang belum optimal. Biasanya kuning ini muncul pada hari ke-3 dan akan menghilang saat bayi berusia 7 hari.
Namun, waspadalah akan semua jenis perubahan pada warna kulit bayi, dan konsultasikan dengan dokter spesialis anak segera setelah Anda melihat terjadinya perubahan warna pada kulit bayi. Jeruk justru amat disarankan dikonsumsi sebagai sumber serat dan vitamin C yang dapat membantu mengurangi keluhan sulit buang air besar dan pertumbuhan anak.
3. Konsumsi avokad menyebabkan gemuk
Memang, buah yang satu ini banyak mengandung lemak, tetapi lemak tak jenuh tunggal yang sehat, yang sangat mudah dicerna dan diolah oleh tubuh sehingga bermanfaat secara maksimal. Kandungan lemak nabati yang tinggi ini bermanfaat untuk menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat) sehingga berguna mencegah stroke, penyakit jantung, darah tinggi, dan kanker saat anak besar kelak.
Avokad juga mengandung zat anti-jamur dan anti-bakteri, sementara kandungan vitamin A dan E pada buah avokad sangat baik untuk kulit anak. Jika makan avokad membuat gemuk, itu karena anak sering mengonsumsinya bersama bahan lain, seperti susu kental manis, gula pasir, sirop, ataupun gula merah.
Produk Terkait: Vidoran Gummy