Bunda pernah membaca soal kasus Arya Permana? Bocah berusia 10 tahun itu mengalami obesitas yang parah, hingga bobot tubuhnya mencapai 190 kilogram. Dalam sehari, ia bisa makan lebih dari empat kali, masing-masing porsinya dua kali orang dewasa. Selain itu, ia juga gemar mengonsumsi mi instan dan minuman bersoda.
Kasus Arya adalah contoh dari tidak sehatnya pola makan anak. Obesitas mudah sekali menyerang siapa saja, tidak peduli masih anak-anak atau sudah dewasa. Pada anak-anak, sikap permisif orangtua yang membiarkan anak makan sesuka hati tanpa terkontrol bisa menjadi penyebabnya.
Solusinya bukanlah membatasi asupan makanan si Kecil, karena kekurangan nutrisi bisa membuatnya mudah lelah dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Sebaiknya Bunda mengenalkan pola makan sehat sejak dini kepada si Kecil, agar ia terbiasa menerapkannya sampai dewasa. Untuk memulai pola makan sehat ini, kuncinya ada pada disiplin.
Berikut cara disiplin menerapkan pola makan sehat bagi anak:
- Tentukan waktu makan besar 3 kali sehari, yakni sarapan, makan siang, dan makan malam. Di antaranya, ada waktu untuk makan camilan. Jika perlu, Bunda tetapkan jamnya agar jadwal makan lebih teratur.
- Saat makan besar, selalu sediakan menu yang lengkap nutrisinya. Cara mengaturnya cukup mudah: Setengah isi piring harus berisi sayuran, ¼ isi piring untuk lauk berprotein, dan ¼ isi piring untuk karbohidrat kompleks.
- Pilih camilan yang sehat dan lezat. Misalnya, Bunda buatkan es buah, muffin sayuran, puding roti, dan lainnya. Buat dalam porsi kecil agar si Kecil tidak terlalu kenyang sehingga melewatkan waktu makan selanjutnya.
- Luangkan waktu untuk makan bersama. Tidak hanya saat makan malam namun juga ketika sarapan. Ini untuk membiasakan anak makan pada waktu dan tempat yang seharusnya.
- Berlaku untuk sekeluarga. Kecuali ada yang mempunyai alergi, hidangan yang tersedia berlaku untuk seluruh anggota keluarga. Berarti Ayah dan Bunda juga harus menerapkan pola makan yang sehat.