Bercerita untuk batita berbeda saat kita bercerita untuk bayi. Saat bayi, si kecil hanya terbaring di atas tempat tidur, menatapi buku. Sedangkan pada batita, interaksinya sudah lebih luas. Dengan berbagai kemampuannya ia bisa bertanya, menyela cerita, melompat, merangkak, serta ikut menyelami cerita yang kita berikan. Berikut 10 tip mendongengi batita atau anak usia 1—3 tahun:
1. Nikmati Saat BerceritaBerceritalah dengan santai, jangan terburu-buru. Jika kondisi situasi tak tepat (ibu sedang lelah, sibuk) jangan memaksakan untuk bercerita karena hanya akan membuat buah hati tak merasa nyaman.
2. Hidupkan Karakter DongengHidupkan cerita dengan memvariasikan nada suara pada masing-masing karakter; memgaumlah seperti harimau, mencicitlah seperti tikus. Libatkan anak dalam setiap adegan cerita. Ketika kelinci berlari menghindari harimau, ajak anak melompat seperti kelinci.
3. Kontrol Emosi dan IntonasiMeskipun kita boleh menghidupkan karakter namun semuanya harus tetap terkontrol. Jangan malah membuat anak takut. Jika anak takut dengan hal yang berbau seram, tertawa nyaring nenek sihir, misalnya, ubahlah cara bercerita kita dengan tidak terlalu mendramatisir.
4. Boleh Menggunakan Karangan SendiriSetiap orangtua punya kemampuan untuk mengarang cerita sendiri. Pengalaman masa kecil yang lucu bisa dijadikan inspirasi untuk mendongeng. Cobalah, dan lihat bagaimana si kecil menikmatinya.
5. Maksimalkan MediaManfaatkan buku dongeng secara maksimal. Kala kita menyebut kelinci, tunjuklah gambar kelinci tersebut. Dengan melihat gambar, anak akan lebih memahami ceritanya.
6. Ciptakan Interaksi yang BaikJika bertanya atau sekadar berkomentar, sambutlah dengan baik. “Betul, kelincinya sangat baik, ia mau menolong harimau padahal harimau ingin menerkamnya.” Interaksi seperti ini akan membuat anak menerima manfaat plus dari kegiatan mendongeng.
7. Lakukan Tanya JawabUsai bercerita, tanyakan isi cerita tadi, “Apakah kelinci berhasil menolong harimau?” Jika perlu, minta anak mendongengkan kembali cerita itu. Aktivitas ini akan membuat otak anak bekerja karena ia berusaha me-rewind ingatannya serta mengeluarkan kembali informasi yang diterimanya.
8. Pilih Dongeng SederhanaPilihlah cerita yang sederhana sesuai dengan usia anak. Contoh, ada kelinci dan harimau, harimau ingin menerkam namun kakinya menginjak duri yang sangat tajam, kelinci menolong harimau, harimau pun menjadi baik.
9. Tonjolkan Sisi BaikJika ada sosok yang jahat jangan terlalu ditonjolkan karena takut akan ditiru anak. Tonjolkan sisi baiknya. Seperti dongeng tentang kelinci yang menolong harimau, kita harus lebih fokus pada kebaikan kelinci, perubahan sifat harimau yang menjadi baik, juga persabatan mereka yang akhirnya terjalin. Bukan keganasan harimau yang akan menerkam si kelinci.
10. Jangan Mengawang-awangPilihlah cerita yang secara visual sering anak lihat. Tentang kucing yang mencuri ikan, tikus yang baik hati, tentang gelas dan botol susu yang bersedih hati karena ada yang malas minum susu, atau cerita keluarga sendok dan garpu yang senang membantu anak makan. Nah, selamat bercerita!
Produk Terkait: susu vidoran xmart