Mengenali bakat anak sejak dini bisa mengurangi risiko stres pada anak karena keharusan menekuni hal yang sebenarnya kurang tepat. Bakat yang diasah dengan semestinya akan mempermudah anak mencapai kesuksesan kelak.
Bagaimana kita mengenal bakat si kecil? Kegemaran anak akan suatu hal memang tidak bisa serta merta dijadikan rujukan, apalagi anak-anak cenderung cepat bosan dan berganti hobi dengan cepat. Tetapi obesi anak akan suatu hal bisa jadi petunjuk. Misalnya anak yang menyukai pola dan keteraturan seperti suka menyusun objek sesuai warna bisa jadi ia memiliki bakat di bidang matematika atau sains. Hal lain yang bisa jadi petunjuk adalah cepatnya ia menguasai sesuatu. Misalnya jika anak dengan cepat menguasai alat musik bisa jadi ia berbakat di bidang musik. Begitu juga dalam bidang lain seperti olahraga atau berbahasa.
Setelah tahu bakat si kecil, tugas kita sebagai orangtua adalah mendukung ia untuk terus mengasah bakat dan kemampuannya. Ini yang dapat dilakukan:
1. Fasilitasi anak
Anak bisa diikutkan dengan les atau klub yang mendukung bakatnya. Misalnya mengikuti les piano, klub gambar atau olahraga. Di rumah, Anda juga bisa menyediakan peralatan yang mendukung ia untuk terus melatih kemampuannya.
2. Beri pujian
Pujian bisa membuat anak semakin semangat. Namun berikan pujian secukupnya, jangan terlalu sering. Misalnya puji anak hanya saat ia berhasil melakukan kemampuan baru seperti menguasai lagu baru atau teknik menggambar yang baru.
3. Beri ruang
Ada kalanya anak mogok belajar atau melatih bakatnya. Jangan buru-buru menganggap ia malas apalagi memberi hukuman. Koreksi diri lebih dulu, jangan-jangan anak terbebani dengan jumlah les yang terlalu banyak.
4. Jangan bebani anak
Biarkan anak mengasah bakat dengan kegembiraan. Jangan bebani dengan keharusan memenangkan berbagai lomba. Apalagi membanding-bandingkan kemampuan anak dengan anak lainnya.
Foto: Shutterstock